Selasa, 05 Juli 2011

WASIAT UNTUK ANAKKU SAYANG

Setelah memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT dan Shalawat kepada Rasul-Nya, keluarganya yang suci serta Sahabatnya yang baik, ketahuilah wahai anakku, bahwa kesehatanku kian hari kian berkurang, sedang waktu terus berlalu, kematian kian mendekat, membuat aku sadar untuk membekali kalian dengan pengalaman mengenai pasang surut kehidupan, mengenai kenyatan hidup dan kehidupan mendatang.

Oleh karena itu, aku memutuskan untuk meluangkan waktu lebih banyak dalam mempersiapkan kamu demi hari depanmu. Ini bukan harapan pribadi, nasehatku adalah tulus untuk membuatmu melihat dunia ini sebagaimana kenyataan arti hidup yang telah kualami. Inilah yang membuatku menuliskan nasehat ini untukmu.

Anakku sayang engkau bagian dari tubuh dan jiwaku. Pada saat kau sedang terlelap tidur aku acap kali memandangmu, dan aku merasa seakan aku memandang pada diriku sendiri. Jika suatu bencana menimpamu, aku merasa itu terjadi pada diriku, kesedihanmu adalah kesedihanku. Kematianmu membuatku merasakan sebagai kematianku.

Bagaimanapun sayangku padamu, tetap suatu saat kita akan berpisah dengan adanya jemputan malaikat maut. Sungguh anaku, berat nian kelak perpisahan ini, namun yakinlah bila engkau turuti nasehatku ini, akan berkumpul kita nak, ditempat terakhir kita, dan tidak akan berpisah lagi, kita berkumpul sekeluarga dengan kemesraan yang sangat menyenangkan. Kita akan tersenyum polos seperti senyummu dahulu di kala bayi. Senyum polosmu itu menyelinap dalam hati kami, membuat kala itu kami bahagia.

Anakku sayang, berusahalah untuk memahami nasehatku ini, renungkanlah dalam-dalam, jangan mengabaikannya. Aku menyadari bahwa aku telah semakin tua dan merasa semakin lemah. Sebelum kematian menjemputku sebagaimana kekuatan tubuhku melemah, ingin kusampaikan kepadamu nasehatku ini, sebelum kehendak nafsu yang tak terkendali menyeret dirimu aku tak ingin meninggalkan dirimu dalam keadaan tak terkendali dan tanpa pegangan.

Jiwa seorang anak bagaikan tanah kosong yang menerima dan menumbuhkan apa saja yang ditanam. Oleh karena itu, aku gunakan kesempatan ini untuk mendidik dan melatihmu anakku sebelum pikiranmu kehilangan kesegaran, sebelum hatimu keras dan beku, sebelum engkau dihadapkan pada aneka permasalahan hidup dan agar engkau tidak dituntut dipengadilan manapun.

Nasehatku yang pertama dan terutama untukmu, anakku, bertaqwalah kepada Allah SWT. Jadilah hamba Allah yang taat. Jaga pikiranmu kepada-Nya selalu.

Anakku sayang, hidupkanlah hati dan pikiranmu dengan menerima dan memperhatikan ajaran Islam. Jadikanlah keshalehan sebagai pemandu keinginanmu. Binalah budi pekertimu dengan keyakina yang tulus pada agama Allah. Taklukkan keinginan pribadimu dengan mengingat kematian. Insyafilah bahaya dan kesengsaraan menimpa orang-orang yang lupa akan adanya kematian, sebagian mereka kini menderita.

Anakku sayang, sadarilah akan kefanaan hidup dan segala kesenagan dunia. Jangan lalai mempersiapkan tempat tinggalmu yang akan datang di akhirat. Jangan korbankan yang kekal dengan kesenangan dunia yang semu. Segala apa di dunia ini akan berlalu. Dekatilah Tuhanmu. Renungkanlah anakku nasehatku ini.

Jika engkau ingin hidup tenang, janganlah menginginkan yang tidak ada. Nikmatilah apa yang ada ditanganmu: nikmati pemandangan indah, makanan, buah-buahan dan segala yang indah dan halal, jangan mencampakkan rizqi yang ada karena mendambakan yang belum ada. Tapi jauhilah apapun yang haram. Dengan begitu anakku akan terbebas dari penjajah nafsu yang yuwaswisu di kalbu, bebas dari jeratan syetan, sehingga pikiran menjadi lega dan tenang.

Perasaan tenang akan dapat membentuk keinginan untuk membina kehidupan yang thoyyibah di dunia dan selamat di akherat selamanya.

Anakku sayang, uruslah dan siapkan dirimu untuk menghadapi sakratul maut saat tercabut serabut nyawa dari badan. Lalu saat diurug tanah dilahat, kemudian ditinggalkan sendirian di alam kubur yang sulit kita bayangkan. Setelah itu, berada di alam barzah, padang mahsyar, timbangan amal, peradilan dari yang maha kuasa, dan engkau selamat. Maka kita bersama di surga berkumpul mesra dan tak kan berpisah lagi.

Wahai anakku sayang! Janganlah membicarakan atau memberi pendapat apa yang tidak engkau ketahui. Berhentilah jika merasa akan bersalah, lebih baik berhenti sejenak di saat kebingungan daripada maju merambah bahaya yang tak tentu dengan resiko-resiko yang tak terduga.

Anakku sayang, berjuanglah demi mempertahankan keadilan dan kebenaran. Jangan takut dan jangan khawatir jika orang-orang akan mengejekmu, mengecam tindakanmu dan memfitnahmu. Janganlah gentar dan ragu membela kebenaran. Hadapilah dengan sabar segala penderitaan dan kesengsaraan yang menimpa dirimu. Hadapilah rintangan yang menghalangi ketika engkau berupaya mempertahankan kebenaran. Bela dan dukunglah kebenaran di mana dan kapan saja, karena itulah perintah Allah SWT.

Binalah kesabaran dalam menghadapi kesulitan. Kesabaran merupakan salah satu akhlak mulia. Bersandarlah hanya kepada Allah SWT, mohonlah senantiasa perlindungan-Nya. Karena dengan demikian, engkau telah menempatkan dirimu kepada sebaik-baik pelindung yang maha kuat.

Peliharalah ibadahmu, permohonanmu, harapanmu, kecemasanmu dan hasratmu hanya kepada Allah SWT. Mintalah petunjuk dan karunia-Nya sesering mungkin, dan perbanyaklah shalat malam.

Anakku sayang, berupayalah dan bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu, kuasailah segala bidang ilmu. Milikilah pengetahuan yang menyeluruh mengenai hukum-hukum islam. Sebaik-baik pengetahuan adalah yang berguna dan bermanfaat bagi diri dan orang lain. Jadilah engkau manusia yang senantiasa berbuat kebaikan kepada setiap orang, jadikan dunia ini ladang untuk menanam kebaikan.

Aku ingin engkau menjadi manusia yang berakhlak mulia, berjiwa besar, jujur serta bening pikiran maupun perasaanmu, sehingga tiada kebencian sedikit pun dalam hatimu terhadap sesama makhluk Allah, terlebih terhadap sesama muslim.

Wahai anakku sayang! Ketahuilah bahwa prinsip-prinsip dasar dari keutamaan adalah keshalehan, kebenaran dan keadilan. Mungkin hal ini terasa berat olehmu, tetapi lebih baik Ayah/Ibu membekali dirimu dengan pengetahuan ini daripada membiarkan dirimu tanpa pertahanan berhadapan dengan dunia yang penuh tipu.

Ketahuilah anakku sayang, bahwa sebaik-baik wasiat adalah taqwa kepada Allah SWT, bersungguh-sungguh menjalankan tugas yang diwajibkan-Nya secara jujur.

Janganlah sekali-kali engkau membiarkan ketidakpastian dan keraguan meracuni pikiranmu. Jangan biarkan rasa ingin menang ataupun rasa suka dan tidak suka mempengaruhi pandangan dan pendapatmu. Jangan biarkan dirimu diombang-ambing partai atau golongan, tapi ikuti, pelajari dan pegang erat-erat kitab suci Al Qur’an dan Sunah Nabi. Kemudian dekatkan dirimu kepada Tuhan-Mu dan kepada orang-orang sholeh yang dekat dengan Allah. Sebab, sepandai apapun orang beragama, tidak mungkin selamat tanpa tuntunan Allah SWT dan bimbingan orang sholeh.

Ingatlah anakku, dalam berusaha engkau pastikan memohon petunjuk dan tuntunan dari Allah SWT. Jangan biarkan perasaan ragu dan bimbang terhadap ajaran islam menguasai pikiranmu, karena hal itu dapat menjerumuskan dirimu dalam keadaan dosa dan kesesatan.

Anakku sayang! Bersihkanlah hatimu dan pusatkan pikiranmu (berdzikir) saat hendak menyelesaikan masalah. Karena jika perasaan dan pikiranmu belum jernih dan terbebas dari keraguan. Maka engkau akan membuta tuli dalam menyelesaikan masalah yang akan menyebabkan sengsara. Dalam keadaan seperti itu, yang terbaik adalah berhenti sejenak, karena dalam keterbatasan seperti itu, seseorang takkan dapat bertindak benar.

Anakku sayang, perhatikan dan ingatlah baik-baik nasehatku ini. Dan ketahuilah, bahwa Allah SWT adalah penguasa hidup dan penguasa maut. Dia-lah pencipta sekaligus pemusnah, dia yang menghidupkan, memusnahkan dan akan menghidupkan kembali, dia yang mengirim bencana dan hanya dia pula yang dapat menyelamatkan.

Ingatlah, bahwa alam semesta ini berjalan dibawah hukum-hukum Allah SWT. Allah ciptakan di dalamnya sebab dan akibat, sakit dan sehat, penderitaan dan kenikmatan, dan sebagainya. Tetapi itu belum semua, masih banyak hal-hal lain di luar pemahaman kita, hal-hal yang tidak kita ketahui dan hal-hal yang tidak dapat kita ramalkan. Oleh karena itu, jika ada ketentuan Allah yang tidak engkau pahami, janganlah langsung menolaknya. Engkau harus menerima dengan Ridho apapun taqdir Allah. Yakinlah bahwa itu adalah yang terbaik.

Anakku sayang! Sadarlah akan minimnya pengetahuan kita, ada banyak hal di dunia ini yang berada diluar jangkauan ilmu manusia. Oleh karena itu, bersandarlah kepada Tuhan yang telah menciptakanmu, yang menjamin rizqimu sejak didalam perut Ibu hingga kini, yang menyempurkanan rupa dan bentukmu. Hendaknya engkau bersujud, menyembah, berharap dan bermohon hanya kepada-Nya saja. Laa ilaaha illa Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah.

Anakku sayang, engkau adalah anak yang shaleh dan bertaqwa, aku yakin engkau akan mendapatkan bimbingan dan pertolongan ilaahi (taufiq dan hidayah-Nya) dalam mencapai tujuanmu. Aku sangat berharap agar engkau berjanji pada dirimu sendiri untuk bersungguh-sungguh mengikuti nasehatku ini karena aku tak rela berpisah denganmu wahai belahan jiwaku. Jika engkau mendapat ampunan Allah kelak di akhirat, mintalah syafa’at agar kami mendapat ampunan. Katakan pada Allah bahwa engkau ingin berkumpul bersama orang tua yang sangat menyayangimu. Aku berjanji, jika aku terlebih dahulu mendapat ampunan Allah, aku akan sujud dan menyampaikan kepada Allah bahwa aku tak tahan di surga tanpa anakku yang amat aku kasihi.

Anakku sayang, bertaqwalah dan jaga diri baik-baik agar kita dapat berkumpul bersama dalam kehidupan yang indah tanpa marah, hidup dengan senyum ramah, tanpa penyakit, dalam kedamaian yang mesra sekeluarga. Selalu ramah selalu mesra dan semua serba indah. Insya Allah.

Mungkin saat kau membaca wasiyat ini aku sudah kembali kepada Tuhanku, jangan lupa do’amu untukku selalu.

Renungkanlah nasehatku ini wahai anakku! Peluk, ciumku serta do’aku selalu untukmu anakku sayang.